Jakarta, CNN Indonesia

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 21,2 poin atau minus 0,29 persen ke level 7.288 pada Kamis (28/3) silam.

Investor melakukan transaksi sebesar Rp11,69 triliun dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 15,22 miliar saham.

Dalam sepekan terakhir, indeks saham menguat hanya sekali, sementara empat hari sisinya melemah. Tak heran, performa indeks pun melemah 0,68 persen.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati demikian, Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kautsar Primadi Nurahmad mengatakan selama periode tanggal 25 sampai dengan 28 Maret 2024 kemarin, perdagangan saham ditutup bervariasi.

Tercatat kapitalisasi pasar bursa mengalami perubahan sebesar 0,48 persen dari Rp11.748 triliun menjadi Rp11.692 triliun pada penutupan pekan lalu. Sementara, rata-rata volume transaksi harian mengalami perubahan sebesar 10,10 persen dari 16,50 miliar menjadi 14,83 miliar lembar saham.

Perubahan juga terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi harian, yakni sebesar 10,53 persen dari 1.139.000 kali transaksi menjadi 1.020.000 kali transaksi. Adapun rata-rata nilai transaksi harian juga berubah sebesar 10,88 persen dari Rp10,17 triliun menjadi Rp11,27 triliun.

“Investor asing pada hari ini mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp390,5 miliar dan sepanjang tahun 2024 investor asing telah mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp26,28 triliun,” kata Kautsar seperti dikutip dari situs IDX, Jumat (28/3).

Lantas seperti apa proyeksi pergerakan IHSG untuk sepekan ke depan?

Pengamat pasar modal Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi melihat indeks saham pekan ini akan uji support area dalam rentang level 7.239 hingga 7.275 dengan indikator MACD dan RSI menunjukkan terjadinya pelemahan tren.

“IHSG pekan lalu bergerak cenderung tertekan seiring dengan kembali tertahannya suku bunga acuan Bank Indonesia maupun The Fed dengan potensi terjadi pemangkasan suku bunga hanya tiga kali terjadi atau lebih rendah dari target sebelumnya,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Minggu (31/3).

Untuk sentimen dari dalam negeri, Oktavianus melihat rilis data inflasi periode Maret 2024 diperkirakan pasar naik menjadi 2,91 persen year on year (yoy) dari sebelumnya 2,75 persen.

Ia memperkirakan hal ini akan disentimen moderat oleh pasar seiring dengan cyclical periode Ramadan, serta masih dalam rentang target Bank Indonesia.

Ia juga menyebut jelang libur bursa Lebaran bakal mempengaruhi sikap investor akhir pekan ini. Oktavianus berpandangan secara historikal, IHSG akan cenderung sideways menjelang Lebaran.

“Karena pasar mengantisipasi ketidakpastian yang dapat meningkat selama libur bursa,” tuturnya.

Sementara untuk sentimen dari luar negeri, Oktavianus melihat rilis data tingkat pengangguran AS periode Maret 2024 yang diperkirakan tetap pada level 3,9 persen akan membuat sikap The Fed akan lebih dovish mengingat sudah kembali berdampak pada tenaga kerja di AS.

“Investor dapat wait and see dengan menjelang libur bursa cukup panjang, maka kami berpandangan IHSG masih akan bergerak sideways cenderung melemah dalam rentang level support 7.239 dan resistance 7.378,” sambung dia.

Berdasarkan analisis teknikal, Oktavianus pun merekomendasikan beberapa saham yang bisa dikoleksi.

Pertama, saham PT Japfa Comfeed Indonesia atau JPFA yang ditutup menguat 2,59 persen ke posisi 1.190 pada pekan lalu. Oktavianus memproyeksi JPFA dapat menyentuh level 1.270 pada pekan ini.

Kedua, saham BFI Finance atau BFIN yang ditutup menguat 3,08 persen ke posisi 1.340 pekan lalu. Oktavianus memproyeksi BFIN dapat menyentuh level 1.415 pada pekan ini.

Ketiga, saham Mayora Indah atau MYOR yang ditutup di posisi 2.540 pekan lalu. Oktavianus pun memproyeksi MYOR dapat menyentuh level 2.700 pada pekan ini.

Sementara itu, Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memproyeksi indeks saham berpeluang menguat terbatas dengan support 7.238 dan resistance 7.309.

“Kami perkirakan, pergerakan IHSG masih dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar USD IDR, pergerakan harga komoditas dunia dan besok akan rilis data industri China dan AS,” tuturnya.

Ia pun menyarankan investor dapat mencermati beberapa saham dari emiten ia rekomendasikan, yakni Bank Mandiri atau BMRI yang menguat 3,20 persen ke posisi 7.250 pekan lalu. Ia memproyeksi BMRI tetap menyentuh level 7.250 pekan ini.

Selanjutnya, Herditya juga merekomendasikan saham Delta Dunia Makmur atau DOID yang ditutup di level 410 pekan lalu. Ia memproyeksi DOID dapat menyentuh level 432 pada pekan ini.

Kemudian, Herditya merekomendasikan saham Elnusa atau ELSA yang ditutup di level 386 pekan lalu. Ia memproyeksi ELSA dapat menyentuh level 398 pada pekan ini.

Terakhir, Herditya juga merekomendasikan saham PT Summarecon Agung Tbk atau SMRA yang ditutup di level 530 pekan lalu. Ia memproyeksi BIRD dapat menyentuh level 545 pada pekan ini.

(del/sfr)






Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *