Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak akan naik hingga Juni mendatang. Kepastian ia berikan meskipun harga minyak dunia terancam melesat imbas perang Iran-Israel yang terjadi beberapa hari belakangan ini.
“Terkait kenaikan subsidi, tentu kita monitor di harga minyak berapa dan kita terus melakukan exercise dan menjaga agar resource yang ada bisa dimanfaatkan,” katanya di Kantor Kemenko Perekonomian, Selasa (16/4).
“Tapi, sampai Juni tidak naik (harga BBM), itu sudah statemen pemerintah,” tambahnya.
Airlangga mengatakan pemerintah akan memonitor terus dampak perang Iran-Israel terhadap ekonomi dalam negeri dalam satu hingga dua bulan ke depan. Monitor terutama dilakukan terhadap efeknya terhadap besaran anggaran subsidi.
“Kita akan lihat satu dua bulan seperti apa, kalau tidak ada eskalasi (perang yang memburuk), kita berharap harga minyak bisa flatten, tetapi kalau ada eskalasi tentu berbeda,” ucap Airlangga.
Perang berkecamuk antara Iran dan Israel. Perang terjadi usai Iran meluncurkan 300 rudal dan drone ke Israel pada Sabtu (13/4). Serangan tersebut diberitakan hanya menyebabkan kerusakan ringan di Israel.
Hal tersebut bisa terjadi karena sebagian besar ditembak jatuh oleh sistem pertahanan Iron Dome Israel dan dengan bantuan dari AS, Inggris, Prancis, dan Yordania. Akibat serangan itu, setidaknya 31 orang dilaporkan mengalami luka ringan.
Serangan itu dipicu oleh tindakan Israel yang membombardir kedutaan besar Iran di Suriah pada 1 April yang menewaskan tujuh Garda Revolusi Iran; dua komandan militer senior dan lima petugas Iran lainnya.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengatakan harga minyak dapat mencapai US$100 atau Rp1,6 juta (asumsi kurs Rp16.178 per dolar AS) per barel akibat perang itu.
“Dengan adanya konflik baru ini, Iran dan Israel, ini (harga minyak) sebetulnya tidak jauh dari angka US$100. Saya katakan sependapat, kemungkinan besar harga ICP naik US$100 (per barel),” ujar Tutuka dalam satu diskusi yang digelar Perkumpulan Alumni Eisenhower Fellowships Indonesia pada Senin (15/4).
Berdasarkan data yang dimiliki oleh Kementerian ESDM, ICP (Indonesian Crude Oil Price) atau harga patokan minyak mentah Indonesia per 12 April 2024 sebesar US$89,51 atau sekitar Rp1,44 juta per barelnya.
Tutuka melanjutkan pemerintah masih menunggu respons dari Israel terkait serangan Iran. Respons Israel nantinya akan menentukan apakah harga minyak dunia akan meningkat secara berkelanjutan atau spike.
Adapun yang dimaksud dengan spike adalah peningkatan harga secara tajam untuk sementara waktu sebelum kembali turun.
“Saya lebih cenderung untuk menunggu dulu apa reaksi dari Israel dan Amerika (Serikat) terhadap konflik tersebut. Jadi, masih diskusi, kemungkinan bisa lebih cenderung untuk spike dalam waktu yang tidak lama,” kata Tutuka.
Tutuka Ariadji menjamin harga BBM tidak akan berubah hingga Juni meski terjadi eskalasi konflik di Timur Tengah antara Iran dengan Israel.
“Ya, harga BBM masih seperti itu (tidak berubah sampai Juni),” ujar Tutuka.
(wlm/agt)