Jakarta, CNN Indonesia

Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok mengungkapkan penghasilan minimal warga yang hidup di DKI Jakarta Rp5 juta per bulan. Namun itu untuk hidup pas-pasan.

Menurutnya, penghasilan warga yang hidup di DKI Jakarta lebih baik jika di atas Rp5 juta.

“Ideal tinggal di Jakarta itu seharusnya Rp5 juta sampai Rp10 juta, Rp15 juta lebih bagus,” ungkap Ahok dalam tayangan Youtube Pribadinya yang dikutip, Senin (13/5).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ahok mengatakan sampai saat ini masih banyak yang tidak memiliki daya beli di Jakarta karena penghasilan di bawah Rp5 juta. Sehingga ia menilai pemerintah wajib membantu untuk mendapatkan pendapatan minimal tersebut.

Sebab, apabila kebutuhan masyarakat tidak bisa terpenuhi, terutama pokok, maka pekerjaan yang dilakukan pun tidak akan maksimal.

“Kalau perut kenyang, pikiran tenang. Kalau pikiran tenang baru bisa bekerja dengan baik,” imbuhnya.

Menurut Ahok, pemerintah harus membuat program yang bisa mewujudkan penghasilan minimal untuk warga Jakarta, bahkan yang tidak bekerja sekalipun. Caranya, dengan melatih kemampuan yang paling banyak dibutuhkan di masa mendatang, bahkan setelah ibu kota pindah.

“Pemerintahlah yang harus mengadministrasi keadilan sosial. Bagian mana yang membuat keluarga di Jakarta tidak mempunyai Rp5 juta. Kalau dia tidak punya kerjaan pun kita harus melatih mereka minimal dengan pasukan warna-warni,” terangnya.

Pasukan warna-warni yang dimaksud Ahok adalah pekerjaan dengan skill spesialis untuk dilatih ke warga Jakarta, misalnya ahli listrik, pasang genteng hingga cat bangunan.

“Ada pasukan yang memperbaiki rumah misalnya, kita latih certificate ngecat, pasang keramik, atap baja, pasang bata. Nah ini akan membuka kesempatan. Begitu kota jadi besar, kota besar akan membutuhkan banyak orang untuk maintenance rumah. Orang yang mengerti tentang listrik, ngerti tentang pipa, mesin dan tentang semua akan dibutuhkan semua orang,” jelasnya.

Lalu berapa biaya yang dibutuhkan untuk tinggal di DKI Jakarta?

Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada Desember 2023, nilai konsumsi rata-rata per rumah tangga di DKI Jakarta tembus Rp14,88 juta berdasarkan Survei Biaya Hidup (SBH) 2022. Biaya hidup itu merupakan yang tertinggi di Indonesia.

Nilai konsumsi SBH 2022 DKI Jakarta tersebut tercatat meningkat dari 2018 yang sebesar Rp13,45 juta. Peningkatan itu menggeser Bekasi sebagai kota penyandang nilai konsumsi tertinggi di 2018 dengan nilai Rp13,67 juta saat itu.

Adapun posisi DKI Jakarta sebagai kota dengan nilai konsumsi pada 2022 tertinggi diikuti oleh Kota Bekasi dengan nilai konsumsi Rp14,34 juta, Kota Surabaya senilai Rp13,36 juta, Kota Depok senilai Rp12,35 juta, Kota Makassar senilai Rp11,5 juta, serta Kota Tangerang senilai Rp10,96 juta.

Kemudian, disusul Kota Bogor dengan nilai konsumsi sebesar Rp10,73 juta, Kota Kendari senilai Rp10,23 juta, Kota Batam senilai Rp10,03 juta dan Kota Balikpapan senilai Rp9,87 juta.

[Gambas:Video CNN]

(ldy/agt)






Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *