Jakarta, CNN Indonesia —
Nilai tukar rupiah dibuka berada di posisi Rp15.982 dolar AS di perdagangan pasar spot pada Rabu (22/5) pagi ini. Mata uang Garuda menguat 61 poin atau 0,1 persen dari posisi sebelumnya.
Mata uang di kawasan Asia bergerak bervariasi. Tercatat, peso Filipina menguat 0,09 persen, baht Thailand 0,01 persen, dolar Singapura 0,01 persen, dan rupee India 0,02 persen.
Di sisi lain, yuan China melemah 0,02 persen, won Korea Selatan minus 0,13 persen, Jepang minus 0,07 persen, ringgit Malaysia minus 0,23 persen, dan dolar Hong Kong stagnan.
Sementara itu, mayoritas mata uang negara maju bergerak di zona hijau. Poundsterling Inggris menguat 0,03 persen, dolar Australia 0,01 persen, euro Eropa 0,03 persen, dan dolar Kanada 0,03 persen. Sedangkan franc Swiss melemah 0,03 persen.
Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra memproyeksi rupiah masih tetap melemah terhadap dolar AS hari ini.
Menurutnya, rupiah bakal tertekan lantaran suku bunga acuan AS kelihatannya masih akan ditahan lebih lama.
“Karena para petinggi the Fed yang berbicara semalam, diantaranya Raphael Bostic, Loretta Mester, Susan Collins, Christopher Waller, memberikan indikasi bahwa The Fed akan bersabar menunggu hingga inflasi jelas turun sebelum memangkas suku bunga acuannya,” ucap Ariston kepada CNNIndonesia.com.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) kemungkinan masih akan mempertahankan suku bunga acuannya meskipun tekanan terhadap rupiah sudah berkurang karena ketidakpastian di pasar keuangan masih tinggi.
Di satu sisi, sikap ini menurut Ariston bisa membantu menjaga kekuatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sementara ini.
Berdasarkan sentimen di atas, ia pun memproyeksikan rupiah melemah ke level Rp15.930 hingga Rp16.050 hari ini.
(mrh/pta)